Lembah Anai merupakan salah satu tempat wisata di Kota Padang Panjang. Tempat ini berjarak sekitar kurang lebih 60 Km dari pusat Ibukota Provinsi Sumatera Barat. Alamnya nan elok dan kehidupan sosial masyarakatnya yang masih jauh dari hingar bingar kehidupan di kota. Daerah ini adalah tempat yang baik untuk rekreasi bersama anggota keluarga.
Postingan saya kali ini adalah ingin membawa pembaca atau pecinta gambar dan foto tempo dulu untuk melihat bagaimana keadaan lembah Anai ini pada saat penjajahan Belanda di negeri kita ini.
Saya sangat terkejut saat melihat foto lembah Anai yang ada pada album foto yang bernam Ronald Chandra di sebuah akun jejaring sosial, gambar di bawah bisa menjelaskan bagaiman keadaan atau suasana daerah itu pada masa lampau. Sangat begitu terharu saya ketika melihat jembatan rel kereta api yang ada di foto tersebut, dan pada saat ini jembatan itu masih kokoh berdiri. Tapi sayangnya sekarang kereta api yang melalui lembah anai saat ini tidak aktif sehingga di seberapa bagian relnya di penuhi dengan semak belukar.
Keadaan geografi Provinsi Sumatera Barat yang berada pada patahan Sumatera, begitu yang sering disebut oleh para ahli. Mengakibatkan daerah ini sering di landa bencana salah satunya yaitu gempa bumi. Orang-orang tua dahulupasti tidak akan pernah melupakan tragedi gempa yang meluluh lantakkan kota ini pada tanggal 28 Juni 1926, di mana gempa sebesar 7,8 SR mengguncang Padang Panjang dan kota sekitarnya.
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya 16 April 2010 kawasan di daerah lembah Anai terkena longsor dan membuat jalan antar kota putus total dan mengakibatkan macet yang sangat parah. Ini diakibatkan hujan yang turun sangat deras dalam seminggu itu dan membuat debit air terjun di lembah itu meningkat. Karena debit air yang kuat serta dinding pembatas jalan dengan kolam air terjun yang kurang kuat mengakibatkan jalan akhirnya runtuh.
Jalur transportasi darat yang melalui lembah Anai ini merupakan jalan antar kota dan provinsi yang ada di Sumbar. Menghubungkan daerah darek dan rantau.
Pada saat ini ketika saya melewati daerah ini saya langsung teringat dengan ramainya kera-kera liar bermain di tepi jalan dan sekitar bibir jurang. Jangan sampai anda lewatkan ketika anda melewati daerah ini, rugi rasanya kalau anda tidak mencoba makanan khas daerah tersebut yaitu: Paragede Jaguang, sangat enak dimakan ketika masih panas dan sesuai dengan iklim daerah itu yang dingin.